Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2017

DAKWAH, FARDHU ‘AIN ATAU FARDHU KIFAYAH?

DAKWAH, FARDHU ‘AIN ATAU FARDHU KIFAYAH? Al faqiir ila rahmatiLlah Wahyudi Ibnu Yusuf Ulama sepakat bahwa dakwah atau al-amru bil ma’ruf wa an-nahyu ‘anil munkar [1] adalah sesuatu yang disyari’atkan. Diriwayatkan bahwa Imam Nawawi dan Imam Ibnu Hazm menyatakan bahwa dakwah hukumnya fardhu/wajib secara ijma’. Hanya saja ulama berbeda pendapat apakah hukumn dakwah fardhu ‘ain, atau fardhu kifayah bahkan ada yang berpendapat sunnah   (al-mausu’ah al-fiqhiyyah juz 6 hlm 248)

TAKLID PADA SATU MUJTAHID

BERTAKLID PADA SATU MUJTAHID DALAM SATU MASALAH Pengertian Taklid Secara bahasa taklid maknanya adalah mengikuti pendapat orang lain tanpa perenungan. Secara syar’I maknanya adalah beramal dengan pendapat orang lain tanpa memahami dalilnya seperti muqallid al-‘aamiy. Taklid dalam perkara syariah hukumnya boleh, sementara dalam perkara akidah tidak boleh (Taisir al-wushul ilal ushul hlm 272)

BENARKAH DEMOKRASI SESUAI DENGAN ISLAM?

BENARKAH DEMOKRASI SESUAI DENGAN ISLAM? Pendahuluan Tahun 2014 kembali menjadi tahun pesta demokrasi. Sebagai umat terbesar umat Islam menjadi sangat diperhitungkan dalam setiap event pesta demokrasi. Untuk itulah berbagai upaya dilakukan agar umat Islam mendukung demokrasi. Berbagai argumentasi dibuat untuk mendukung demokrasi. Ada sebagian kalangan, bahkan tokoh Islam yang menyatakan bahwa demokrasi tidak bertentangan dengan Islam. Dengan alasan inti dari demokrasi adalah musyawarah, padahal Islam sangat menganjurkan bahkan mememerintahkan untuk senantiasa bermusyawarah. Alasan lain adalah bahwa demokrasi sekedar mekanisme pemilihan pemimpin, padahal Islam mewajibkan adanya pemimpin. Ada juga yang berpendapat bahwa demokrasi adalah persoalan pemerintahan yang bersifat duniawi, padahal nabi menyatakan “kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian”. Benarkah alasan-alasan di atas?

KHILAFAH TIDAK PENTING, KATA SIAPA?

BENARKAH KHILAFAH TIDAK PENTING? Ada sebagian orang yang menolak kewajiban khilafah berlandaskan penyataan Al-Imam Hujjatul Islam al-Ghazali , beliau menyatakan:   النظر في الإمامة أيضاً ليس من المهمات، وليس أيضاً من فن المعقولات فيها من الفقهيات   “Kajian tentang khilafah juga bukan kajian yang penting, khilafah juga bukan ranah akidah akan tetapi termasuk ranah fikih .” ( al-Iqtishad fi al-I’tiqad , hal. 200). Ada juga pihak yang setuju mengenai wajibnya khilafah, akan tetapi tidak boleh menjadi khilaah sebagai sesuatu yang penting apalagi diagung-agungkan. Benarkah khilafah tidak penting?

Isbal, Haramkah?

APAKAH SOMBONG MENJADI ‘ILLAT PELARANGAN ISBAL? Hukum seputar ibadah, makanan, akhlaq, dan pakaian tidak boleh dicari-cari ‘illatnya. Apakah sombong menjadi ‘illat larangan isbal? (Aris, Malang) Secara bahasa, isbal artinya menurunkan. Ibnu Manzhur mengatakan dalam Kitab Lisanul ‘Arab juz 6 hal. 163 : isbal artinya menurunkannya. Dan jika dikatakan : adalah apabila ia memanjangkannya dan melabuhkan pakaiannya sampai menyentuh tanah.

APA YANG HALAL DI NEGERA KUFUR?

APA YANG HALAL DI NEGERA KUFUR? Imam Syafi'i berkata:  أَنَّ الحَلَالَ فِيْ دَارِ الاِسْلَامِ حَلَالٌ في بِلَادِ الكُفْرِ والحَرَامَ فِيْ بِلَادِ الاِسْلَامِ حَرَامٌ فِيْ بِلَادِ الكُفْرِ “Bahwa yang halal di Dâr al-Islâm (Negara Islam) , halal pula di bilad al-Kufr (Negeri Kufur), bahwa yang haram di Negeri Islam haram pula di Negeri Kufur .” ( Al-Umm li Imam Asy- Syafi’I (Maktabah Syamilah) , VII/375)

Bolehkah Akikah Bersamaan dengan Kurban?

AKIKAH BERSAMAAN DENGAN KURBAN Bolehkah bergabung dalam kurban sapi dan mengambil satu bagian dengan niat akikah untuk anak perempuan? (Muhammad Rivani Pratama, Handil Bakti Kalsel) Jawab: Hukumnya boleh, karena setiap bagian (sepertujuh setiap orang) dari sapi yang dikurbankan adalah bagiannya masing-masing yang sah ia niatkan sesuai dengan niatnya masing-masing. Sebagaimana sabda   Nabi saw “Innamal a’malu bi niyyat” (segala amal tergantung dari niatnya).  Syiaikh Dr. Husamuddin bin Musa ‘Afanah dalam kitab al mufashshal fi ahkamil aqiqah menyebutkan: “ apabila menyembelih seekor unta atau sapi dengan tujuh niat sekaligus; seperti   kurban, hadyu, kafarat dam   dan sebagainya, maka itu sah dan tidak termasuk saling tumpang tindih satu sama lain. Sebab, setiap sepertujuh baian unta atau sapi yang disembelih sah menurut niatnya masing-masing”.  Tema ini juga tidak bisa disamakan dengan menyembelih satu kurban dengan dua niat sekaligus, misalnya kurban dan akikah

Sahkah Jual Beli yang Dilakukan Anak Kecil?

Apa hukum jual beli yang dilakukan anak kecil? (Faisal di Banjarmasin) Jawab Di antara rukun jual beli adalah adanya dua pihak yang berakad (al-‘aaqidaani). Al-‘aaqidaani ini adalah pihak yang menjual dan pihak yang membeli. Al-‘aaqidaani ini disyaratkan telah memahami sifat dan konsekuensi dari jual beli. Oleh karena itu maka tidak sah (batal) jual beli yang dilakukan oleh anak kecil. ( Al buyu’ al-qadimah wal mu’ashira h hal. 17, al-ba’iu fil fiqhi al islami hal. 11, al fiqhu ‘ala mazhahabil arba’ah 2/145).  Hanya saja ulama berbeda pendapat bagi anak yang telah mumayyiz dengan yang belum. Jumhur ulama menyatakan anak yang belum mumayyiz maka jual belinya tidak sah. Dan sah jika sudah mumayyiz. Menurut kami inilah pendapat yang lebih kuat. ( Al buyu’ alqadimah wal mu’ashirah hal. 17, al- ba’iu fil fiqhil islam hal. 11, al fiqhu ‘ala mazhahabil arba’ah 2/145).  Ulama hanabilah menyatakan anak yang belum mumayyiz sah melakukan jual beli jika barang yang diperjual

Amalan Penguat Hafalan

Amalan Penguat Hafalan Pernah mengalami kesulitan ketika menghafal al quran atau hadist? Kalau iya, berarti sama dengan saya. Ada baiknya dicoba diamalkan tips jitu dari Nabi saw untuk menguatkan hafalan, khusunya hafalan al quran. Selamat mencoba.semoga sukses dan berkah. Aamiin حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ الْحَسَنِ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الدِّمَشْقِىُّ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِى رَبَاحٍ وَعِكْرِمَةَ مَوْلَى ابْنِ عَبَّاسٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ قَالَ بَيْنَمَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذْ جَاءَهُ عَلِىُّ بْنُ أَبِى طَالِبٍ فَقَالَ بِأَبِى أَنْتَ وَأُمِّى تَفَلَّتَ هَذَا الْقُرْآنُ مِنْ صَدْرِى فَمَا أَجِدُنِى أَقْدِرُ عَلَيْهِ. فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « يَا أَبَا الْحَسَنِ أَفَلاَ أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ يَنْفَعُكَ اللَّهُ بِهِنَّ وَيَنْفَعُ بِهِنَّ مَنْ عَلَّمْتَهُ وَيُثَبِّتُ مَا تَعَلَّمْتَ فِى صَدْرِكَ ». قَالَ أَجَلْ يَا رَسُولَ اللَّ