Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018
MUSIBAH; SAATNYA TAUBAT DAN TAAT Memetik Hikmah dari Sahabat Mulia ‘Umar bin Khattab Oleh: Wahyudi Ibnu Yusuf Imam As-Suyûthi dalam kitabnya Târîkh al-Khulafâ’ hal. 51 (versi Maktabah Syamilah) menceritakan karamah Sayyiduna ‘Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu. Berikut kisahnya. Abu Syaikh berkata dalam kitab Al-Azhamah: Tatkala Mesir dibuka oleh oleh kaum Muslimin yang dipimpin oleh Amr bin Al-Ash.Ssuatu ketika penduduk Mesir datang menemui ‘Amru bin ‘Ash pada saat sudah masuk salah satu bulan yang dianggap sakral oleh penduduk setempat. Orang-orang Mesir itu berkata, “Wahai Gubernur, sesungguhnya Nil ini memiliki kebiasaan dimana dia tidak akan mengalir kecuali dengan tradisi tersebut! ‘Amru bin ‘Ash berkata: “tradisi apakah itu?” “jika masuk tanggal sebelas bulan ini, kami akan mencari seorang perawan ke rumah orang tua mereka. Lalu kami  minta kedua orang tuanya untuk memberikan perawan itu kepada kami dengan suka rela. Kami hiasi perawan itu dengan baju dan hiasan yang paling ind
MENGAPA HARUS BERSEMANGAT BELAJAR BAHASA ARAB? أَخِي لَنْ تَنَالَ الْعِلْمَ إلَّا بِسِتَّةٍ سَأُنْبِيكَ عَنْ تَفْصِيلِهَا بِبَيَانٍ ذَكَاءٌ وَحِرْصٌ وَاجْتِهَادٌ وَبُلْغَةٌ وَنَصِيحَةُ أُسْتَاذٍ وَطُولُ زَمَانٍ “Wahai saudaraku, kalian tidak akan dapat meraih ilmu kecuali dengan 6 syarat yang akan saya jelaskan rinciannya: kecerdasan, semangat, kesungguhan, harta (bekal) yang cukup, bimbingan guru, dan waktu yang lama (Imam Syafi’i) Ada banyak alasan mengapa harus bersemangat belajar bahasa arab. Menurut saya, ada empat alasan penting mengapa kita harus bersemangat mempelajarinya, yaitu: bahasa arab adalah bahasa al qur’an yang hukumnya wajib untuk dipelajari, bahasa arab adalah bahasa kebangkitan, bahasa arab adalah bahasa resmi daulah Islam yang akan segera tegak, dan bahasa arab adalah bahasa penduduk surga. Bahasa al qur’an yang Wajib Dipelajari Mengenai bahasa al qur’an, Allah menegaskannya sendiri dalam banyak ayat didalam al qur’an, diantaranya: إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآَنًا عَ

Adakah Riba dalam SIMPEL BTN?

*Adakah Riba di SIMPEL BTN?* *Mengenal Riba* Riba secara bahasa maknanya adalah ziyadah (tambahan) Di antara bentuk riba di zaman Jahiliyah adalah riba Nasi'ah. Contohnya jika A pinjam (qardh) pada B misalkan 100rb. Pinjaman tsb wajib dikembalikan selama satu bulan dengan tambahan 10rb, sehingga total yang harus dikembalikan rp 110rb. Nah, yang rp 10rb inilah yang merupakan riba. Jika peminjam terlambat membayar, misalkan 2 bulan. Maka peminjam wajib mengembalikan rp 120 rb atau bahkan lebih. Tambahan inilah yang dinamakan riba nasi'ah (ziyadah/tambahan karena tempo atau pengunduran waktu pembayaran pada akad qardh/pinjaman) *Riba pada Bunga Bank* Riba nasi'ah pada bunga bank dapat terjadi dua arah. Pertama ketika bank meminjamkan sejumlah uang lalu mengenakan bunga pada nasabah. Kedua, *dana yang ditabungkan nasabah  pada bank dg akad qardh (pinjaman) dan mendapatkan bunga*. Bunga ini hakikatnya adalah riba karena merupakan tambahan atas pinjaman. Dalilnya adalah hadis Nab

Kemana Perginya Nilai Kesantunan dan Kasih Sayang

*Kemanakah Perginya Nilai Kesantunan dan Kasih Sayang?* Ada video orang mensifati agama Islam dengan kotoran. Padahal itu agamanya sendiri. Ada video orang yang mensifati Khifahah dengan kotoran. Padahal atas jasa khilafah ia berislam hari ini. Ada yang memaksa orang buka baju kaos berhastag hingga terlihat aurotnya. Padahal membuka aurot hukumnya haram. Ada yang menuduh dengan nada kasar "anda HTI kan" dan mengkaitkannya dengan PKI. Padahal PKI tidak bertuhan, sedang HTI berjuang menegakkan aturan Allah, Tuhan semesta alam Ada yang bersikap kasar pada perempuan bahkan mengancamnya dengan ancaman yang menjijikkan. Dimanakah norma kesantunan yang dulu menjadi ciri bangsa ini? Kemana perginya tata krama dan kesopanan yang dulu menjadikan bangsa ini disegani? Terlebih jika ia seorang muslim. Bukankah baginda Nabi lewat lisannya yang mulia pernah bersabda "Muslim sejati adalah orang yang kaum muslimin selamat dari kasarnya lisannya dan zhalimnya tangannya". (HR. Muslim)

Istiqamah Hingga Saatnya Pulang

Istiqamah Hingga Saatnya Pulang Belajar dari kisah murtadnya mantan Sahabat Nabi ar Rojal bin ‘Unfuwah Dalam al-Bidâyah wa an-Nihâyah, Imam Ibnu Katsir meriwayatkan dari Ibnu Ishaq bahwa beberapa sahabat Nabi saw  sedang berkumpul. Diantara mereka hadir Abu Hurairah dan ar Rojal bin ‘Unfuwah. Lalu Nabi saw bersabda: أحدكم ضرسه في النار مثل أحد Salah seorang di antara kalian (kelak) gigi gerahamnya di neraka semisal gunung Uhud (al-Bidâyah wa an-Nihâyah 5/62) Menurut para ulama tubuh orang kafir kelak di neraka besar-besar, bayangkan gigi gerahamnya saja sebesar gunung Uhud. Apa hikmahnya? Menurut para ulama agar menambah beratnya siksaan bagi mereka. Dalam hadis riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah, Nabi bersabda: ضِرْس الْكَافِر مِثْل أُحُد ، وَغِلَظ جِلْده مَسِيرَة ثَلَاث وَمَا بَيْن مَنْكِبَيْهِ مَسِيرَة ثَلَاث Gigi geraham orang kafir semisal gunung Uhud, ketebalan kulitnya sejauh tiga hari perjalanan dan antara dua bahunya sejauh tiga hari perjalanan (HR. Muslim)