HUKUM ISBAL


HUKUM ISBAL
(MENURUNKAN PAKAIAN DI BAWAH MATA KAKI)
Muhammad Lazuardi Al-Jawi
 


MUKADDIMAH

Suatu kewajiban bagi seseorang yang menyatakan dirinya muslim untuk mencintai dan mentaati Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Cara mentaati dan mencintai beliau adalah dengan melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya, juga membenarkan apa yang dikhabarkan olehnya. Dengan cara itulah ia merealisasikan syahadat ‘Laailaahaillallah wa anna Muhammadar Rasulullah’, dan dengan itu ia berhak mendapatkan balasan yang baik dan selamat dari siksaan. Termasuk juga bukti bahwa ia mencintai Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam adalah : komitmen terhadap ciri-ciri keislaman, baik secara ucapan, keyakinan dan amalan dan menyatakan “sami’na wa atha’na” ketika dilarang dan juga diperintah, sebagaimana yang dilakukan oleh kaum muslimin yang terdahulu.
Kemudian setelah kita kaji tentang masalah meneladani Rasul SAW khususnya masalah isbal, ada perbedaan pendapat di kalangan Fuqaha tentang status larangan isbal atau menurunkan pakaian di bawah kedua mata kaki bagi lelaki. Untuk menengahi masalah itu kami mencoba mengkaji lebih lanjut tentang masalah ini. Berikut adalah pembahasannya : 

A. Makna Isbal Menurut Bahasa
1. Ibnu Atsir mengatakan didalam kitabnya An Nihayah Fii Gharibil Hadits juz 339 tentang Hadits (Yang artinya) “ tiga jenis yang tidak dilihat oleh Allah pada hari kiamat : “Orang yang Musbil“. Artinya adalah orang yang memanjangkan pakaiannya dan membiarkannya sampai ketanah saat berjalan.”
2. Ibnu Manzhur mengatakan dalam Kitab Lisanul ‘Arab juz 6 hal. 163 : artinya menurunkannya. Dan jika dikatakan : adalah apabila ia memanjangkannya dan melabuhkan pakaiannya sampai menyentuh tanah.
3. Imam Ar Razi mengatakan dalam Mukhtarush Shihah hal. 283 yaitu apabila ia memanjangkannya.
B\. Menurut istilah :
1. Imam Nawawi mengatakan :” Adapun sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam maknanya adalah memanjangkan ujungnya.” (Syarah Shahih Muslim juz2 hal. 116,  bab Ghalthu Tahrimil Isbalil Izari)
2. Pengarang ‘Anunul Ma’bud mengatakan arti hadits “ hati-hati engkau terhadap Isbal kain ” yaitu hati-hatilah engkau, jangan menurunkan dan memanjangkannya di bawah mata kaki” (‘Aunul Ma’bud Syarah Sunan Abi Daud juz 11 hal. 136 \ Kitabul Libas \ Bab Maa Ja’a Fii Isbalil Izar).

Hadis Pertama :
5450 حدثنا آدم حدثنا شعبة حدثنا سعيد بن أبي سعيد المقبري عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي  صلى الله عليه وسلم  قال ثم ما أسفل من الكعبين من الإزار ففي النار  
Artinya: Dari Abu Hurairah ra. Dari rasul SAW, beliau bersabda : ‘’Sarung yang (dilabuhkan –pent) dibawah mata kaki, maka tempatnya dineraka (HR. Imam Bukhori jilid 5\No. 5450\hal. 2183, HR. Imam Malik jilid 2\No 1269\.hal. 914 dalam ‘’Bab Ma Ja’a fi Isbal Ar-Rijal Tsaubahu’’).

2085 حدثنا يحيى بن يحيى قال قرأت على مالك عن نافع وعبد الله بن دينار وزيد بن أسلم كلهم يخبره عن بن عمر أن رسول الله  صلى الله عليه وسلم  قال ثم لا ينظر الله إلى من جر ثوبه خيلاء
Artinya : Menceritakan kepada kami Yahya Ibn Yahya, ia berkata aku membaca kepada Malik dari Nafi’ dan Abdullah Ibn Dinar dan Za’id Ibn Aslam, dimana mereka semua mengabarkannya (hadis ini –pent)  dari Ibn Umar : Bahwa Rasul SAW bersabda: “Allah SWT tidak melihat kepada orang yang melabuhkan pakaiannya karena sombong” (HR.At-Tirmidzi jilid 4\No. 1730\Hal. 223\Bab Ma Ja’a fi Karahiyah Jar Al-Izar, HR. Imam Malik jilid 2\No 1628\.hal. 914 dalam ‘’Bab Ma Ja’a fi Isbal Ar-Rijal Tsaubahu’’, HR. Ath-Thabrani dari Abdullah Ibn Mas’ud ra. -- didalam jalur sanadnya terdapat perawi yang bernama Ali Ibn Zaid Al-Hani merupakan perawi yang Dhoif -- Lihat Majma’ Az-Zawa’id jilid 5\hal. 126 oleh Imam Ibn Hajar Al-Haitsami) . 

حدثنا أبو بكر بن أبي شيبة حدثنا عبد الله بن نمير وأبو أسامة ح وحدثنا بن نمير حدثنا أبي ح وحدثنا محمد بن المثنى وعبيد الله بن سعيد قالا حدثنا يحيى وهو القطان كلهم عن عبيد الله ح وحدثنا أبو الربيع وأبو كامل قالا حدثنا حماد ح وحدثني زهير بن حرب حدثنا إسماعيل كلاهما عن أيوب ح وحدثنا قتيبة وابن رمح عن الليث بن سعد ح وحدثنا هارون الأيلي حدثنا بن وهب حدثني أسامة كل هؤلاء عن نافع عن بن عمر عن النبي  صلى الله عليه وسلم ثم بمثل حديث مالك وزادوا فيه يوم القيامة
Artinya : Menceritakan kepada kami Harun Al-I’li, menceritakan kepada kami Ibn Wahhab,  menceritakan kepadaku Usamah, dimana mereka semua meriwayatkan dari Nafi’ dari Ibn Umar dari Nabi SAW semisal dengan hadis Malik. Dan ada tamabahan lafadz padanya : “kelak pada hari kiamat”.

 

Hadis Kedua  :

وحدثنا محمد بن المثنى حدثنا محمد بن جعفر حدثنا شعبة قال سمعت مسلم بن يناق يحدث عن بن عمر ثم أنه رأى رجلا يجر إزاره فقال ممن أنت فانتسب له فإذا رجل من بني ليث فعرفه بن عمر قال سمعت رسول الله  صلى الله عليه وسلم  بأذني هاتين يقول من جر إزاره لا يريد بذلك إلا المخيلة فإن الله لا ينظر إليه يوم القيامة
Artinya : Menceritakan kepada kami Muhammad iBn Al-Mutsna, menceritakan kepadaku Muhammad Ibn Ja’far, menceritakan kepada kami Syu’bah, ia berkata saya mendengar Muslim Ibn Yanaq menyampaikan hadis dari Ibn Umar: “Bahwa Ibn Umar melihat seorang lelaki memanjangkan sarungnya. Kemudian ia berkata : dari manakah anda ? Lalu lelaki itu menjelaskan nasabnya, bahwa ia adalah salah seorang anggota dari Bani Laits, kemudian Ibn Umar mengenalnya. Lalu Ibn Umar berkata : Dengan izinku kemarilah , Saya telah mendengar Rasul SAW bersabda : “Barang siapa melabuhkan pakaiannya, dimana ia melakukan itu karena sombong. Maka Allah SWT tidak akan memandangnya pada hari kiamat”.




2085 وحدثنا بن نمير حدثنا أبي حدثنا عبد الملك عن بن أبي سليمان ح وحدثنا عبيد الله بن معاذ حدثنا أبي حدثنا أبو يونس ح وحدثنا بن أبي خلف حدثنا يحيى بن أبي بكير حدثني إبراهيم يعني بن نافع كلهم عن مسلم بن يناق عن بن عمر عن النبي صلى الله عليه وسلم ثم أن في حديث أبي يونس عن مسلم أبي الحسن وفي روايتهم جميعا من جر إزاره ولم يقولوا ثوبه (صحيح مسلم\ج 3\ 1561)
Artinya : dari Muslim Ibn Yunaq dari Ibn Umar dari Nabi SAW, kemudian dalam hadisnya Yunus dari Muslim Ibi Al-Hasan , dan dalam riwayat mereka seluruhnya menyebutkan :“Barang siapa melabuhkan sarungnya”, tidak dikatakan “pakaiannya” (HR. Imam Muslim jilid 3\No. 2185\hal. 1561).

Hadis Ketiga :
3465 حدثنا محمد بن مقاتل أخبرنا عبد الله أخبرنا موسى بن عقبة عن سالم بن عبد الله عن عبد الله بن عمر رضي الله عنهما قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من جر ثوبه خيلاء لم ينظر الله إليه يوم القيامة  ,فقال أبو بكر إن أحد شقي ثوبي يسترخي إلا أن أتعاهد ذلك منه  ,فقال رسول الله  صلى الله عليه وسلم  ثم إنك لست تصنع ذلك خيلاء  ,قال موسى فقلت لسالم أذكر عبد الله من جر إزاره قال لم أسمعه ذكر إلا ثوبه  (صحيح البخاري \ ج 3 \ ص 1340)
Artinya : Dari Abdullah Ibn Umar ra., ia berkata : Telah bersabda Rasul SAW : “Barang siapa melabuhkan pakaiannya karena sombong, maka Allah SWT tidak akan memandangnya pada hari kiamat”. Kemudian Abu Bakar berkata : “Sesungguhnya seseorang mencela pakaianku karena ia (sarungnya) melorot, kecuali aku memeganginya. Lalu Rasul SAW bersabda: Engkau bukanlah orang yang melakukannya karena sombong”. Musa berkata : Saya berkata kepada Salim, bahwa Abdullah (Ayahnya –pent) pernah mengatakan : “Barang siapa melabuhkan sarungnya …. . Salim menjawab : Saya tidak mendengarnya mengatakan hal itu kecuali …… pakaiannya” (HR. Imam Bukhori jilid 5\No. 5447\hal. 2183).






Hadis Keempat  :
5448 حدثني محمد أخبرنا عبد الأعلى عن يونس عن الحسن عن أبي بكرة رضي الله عنه قال ثم خسفت الشمس ونحن ثم النبي  صلى الله عليه وسلم فقام يجر ثوبه مستعجلا حتى أتى المسجد وثاب الناس فصلى ركعتين فجلي عنها ثم أقبل علينا وقال إن الشمس والقمر آيتان من آيات الله فإذا رأيتم منها شيئا فصلوا وادعوا الله حتى يكشفها
Artinya: Dari Abu Bakrah ra., ia berkata : Telah terjadi gerhana matahari. Kemudian Rasul SAW pergi dengan melabuhkan pakaiannya karena tergesa-gesa, sehingga sampai di masjid dan orang-orang sudah berkumpul (untuk menanti kedatangan Nabi SAW –pent), lalu beliau SAW sholat dua raka’at dengan mengeraskan bacaannya. Kemudian beliau SAW berbalik dan menghadap kepada kami. Lalu Beliau bersabda : “Sesungguhnya bulan dan matahari adalah dua tanda kebesaran Allah SWT. Apabila kalian kelihatnya (yaitu gerhana –pent), maka sholatlah dan berdo’a-lah kepada Allah SWT sampai gerhana itu selesai” (HR. Imam Bukhori jilid 5\No. 5448\hal. 2183, HR. Abu Dawud jilid 4\No. 4085\hal. 56, HR. Imam Ahmad jilid 2\No. 5351\hal. 67).

Hadis Kelima  :
وعن أبي اسحق قال رأيت ناسا من اصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم يأتزرون على انصاف سوقهم فذكر ابن عمر وزيد ابن ارقم واسامة بن زيد والبراء بن عازب رواه الطبراني ورجاله ثقات (مجمع الزوائد\ج 5\ ص 126)
Artinya: Dari Abdullah Ibn ishaq, ia berkata :”Saya melihat sekelompok sahabat Rasul SAW memakai sarung sampai pertengahan betis mereka”. Kemudian ia menyebut Ibn Umar, Zaid Ibn Arqom, Usamah Ibn Zaid, Bara’ Ibn Azib (HR. Ath-Thabrani). Dimana para perawinya adalah para perawi yang terpercaya (Lihat Majma’ Az-Zawa’id jilid 5\hal. 126 oleh Imam Ibn Hajar Al-Haitsami).







Berikut Penjelasan para Fuqaha berkaitan dengan hadis ini :

1- Al-Hafidz Ib Hajar Al-Asqolani :
قوله باب من جر إزاره خيلاء  أي  فهو مستثنى من الوعيد المذكور لكن إن كان لعذر فلا حرج  عليه وإن كان لغير عذر فيأتي البحث فيه وقد سقطت هذه الترجمة لابن بطال ) فتح الباري\ج 10\ ص 255)
Artinya : tentang statemen Imam Bukhori : Bab Barang siapa melabuhkan sarungnya karena sombong yaitu yang dikecualikan dari ancaman yang disebutkan (dalam hadis-hadis ini –pent), tetapi jika ada udzur maka tidak mengapa untuknya (Lihat Kitab Fath Al-Bari’ jilid 10\hal. 255 oleh Al-Hafidz Ibn Hajar Al-Asqolani).

ويستفاد من هذا الفهم التعقب على من قال أن الأحاديث المطلقة في الزجر عن الإسبال مقيدة بالأحاديث الأخرى المصرحة بمن فعله خيلاء
Artinya : Al-Hafidz Ibn Hajar menyatakan : faedah yang diperoleh dari pemahaman ini mengikuti pendapat dari kelompok yang mengatakan bahwa hadis-hadis itu (yang menunjukkan) kemutlakan tentang dosa pada isbal terikat dengan dengan hadis-hadis lain yang jelas (diperuntukkan –pent) bagi mereka yang melakukannya karena sombong (Lihat Kitab Fath Al-bari jilid 10\hal. 259 oleh Al-Hafidz Ibn Hajar Al-Asqolani) .

والحاصل أن للرجال حالين حال استحباب وهو أن يقتصر بالإزار على نصف الساق و حال جواز وهو إلى الكعبين و كذلك للنساء حالان حال استحباب و هو ما يزيد على ما هو جائز للرجال بقدر الشبر وحال جواز بقدر ذراع
Artinya : Al-Hafidz Ibn Hajar menyatakan : Walhasil bagi kaum pria ada 2 keadaan yang disukai. Pertama membatasi sarungnya sampai pertengahan betis dan keadaan yang diperbolehkan adalah melabuhkannya sampai kedua mata kaki. Demikian pula bagi kaum wanita, keadaan yang yang disukai adalah dibawah keadaan yang diperbolehkan untuk kaum pria (pakaiannya dilabuhkan sampai dibawah mata kaki –pent) sekitar satu jengkal (Asy-Syibru). Dan keadaan yang diperbolehkan sekitar satu hasta (dzara’) (Lihat Kitab Fath Al-Bari jilid 10\hal. 259 oleh Al-Hafidz Ibn Hajar Al-Asqolani).

و في هذه الأحاديث أن إسبال الإزار للخيلاء كبيرة وأما الإسبال لغير الخيلاء فظاهر أيضا ولكن استدل بالتقيد في هذه الأحاديث بالخيلاء عن أن الإطلاق في الزجر الوارد في ذم الإسبال محمول على المقيد هنا فلا يحرم الجر والاسبال إذا سلم من الخيلاء,  قال بن عبد البر مفهومه أن الجر لغير الخيلاء لا يلحق الوعيد إلا أن جر القميص وغيره من الثياب مذموم على كل حال)   فتح الباري\ج 10\ ص 263)
Artinya : Dan dalam hadis-hadis ini bahwa melabuhkan sarung (Al-Izar) karena sombong adalah dosa besar (Kabirah), dan adapun isbal selain karena sombong maka secara dhohir juga. Akan tetapi adanya taqyid dalam hadis-hadis ini karena sombong. Kemutlakan dosa (Az-Zajir) yang ditunjukkan pada celaan isbal harus dibawa (mahmul) pada taqyid disini, maka tidak diharamkan melabuhkan (al-jar) dan menjulurkan (al-isbal) jika selamat dari isbal. Ibn Abdil Bar berkata bahwa mafhumnya (dari hadis-hadis ini) bahwa melabuhkan selain karena sombong tidak dikenai ancaman kecuali melabuhkan gamis dan selainnya dari pakaian, yang (hal itu) tercela dalam semua keadaan (Lihat Kitab Fathul Bari jilid 10\hal. 263) .

2- Al-Imam AN-Nawawi :

قال النووي ظواهر الأحاديث في تقييدها بالجرخيلاء يقتضي أن التحريم مختص بالخيلاء

Artinya : Imam Nawawi menyatakan : Hadis-hadis itu secara dhohir memberi batasannya (larangan melabuhkan pakaian –pent) dengan melabuhkan pakaian karena sombong adalah menunjukkan bahwa pengharaman dikhususkan karena sombong (sehingga apabila tidak karena sombong tidak mengapa –pent) (Lihat Kitab Fath Al-bari jilid 10\hal. 259 oleh Al-Hafidz Ibn Hajar Al-Asqolani).

وقال النووي الإسبال تحت الكعبين الخيلاء فإن كان لغيرها فهو مكروه وهكذا نص الشافعي على الفرق بين الجر للخيلاء ولغير الخيلاء قال والمستحب أن يكون الإزار إلى نصف الساق والجائز بلا كراهية ما تحته إلى الكعبين وما نزل عن الكعبين ممنوع منع تحريم إن كان للخيلاء وإلا فمنع تنزيه لأن الأحاديث الواردة في الزجر عن الإسبال مطلقة فيجب تقيدها بالإسبال للخيلاء انتهى
Artinya : Imam Nawawi berkata : Isbal dibawah mata kaki karena sombong (adalah haram hukumnya –pent), jika tidak karena sombong adalah makruh. Sebagaimana  dinyatakan oleh Imam Asy-Syafi’I tentang perbedaan melabuhkan pakaian karena sombong dan tidak kerana sombong. Yang disukai adalah melabuhkan sarung sampai separuh betis dan boleh dengan tidak makruh sampai ke kedua matakaki. Dan apa yang berada dibawah mata kaki terlarang dengan larangan  pengharaman, jika karena sombong. Jika tidak karena sombong maka larangannya adalah larangan untuk tanzih. Karena hadis-hadis ini menjelaskan larangan Isbal secara mutlak sehingga wajib membatasinya pada larangan Isbal karena sombong dst (Lihat kitab Fath Al-Bari jilid 10\hal. 263 oleh Al-Hafidz Ibn Hajar).

قال النووي أعلم ان الإسبال يكون في الإزار والقميص و العمامة و أنه لا يجوز اسباله تحت الكعبين ان كان للخيلاء فإن كان لغيرها فهو مكروه وظواهر الأحاديث في تقييدها بالجر خيلاء يدل على ان التحريم مخصوص بالخيلاء
Artinya : Ketahuilah bahwa isbal terjadi pada sarung (al-izar), dan qamis (al-qamis), dan serban (al-imamah). Dan tidak boleh melabuhkannya dibawah mata kaki jika dilakukan karena sombong. Jika selain sombong maka ia adalah makruh. Dhohir hadis-hadis tersebut mentaqyidnya (membatasinya) dengan melabuhkan karena sombong yang menunjukkan larangan itu (at-tahrim) dikhususkan karena sombong (Lihat kitab Syarh Sunan Ibn Majah jilid 1\hal. 255).

3 - Al-Hafidz Ibn Abdil Al-Barr :

ص -  قال لا ينظر الله عز وجل يوم القيامة إلى من جر ثوبه خيلاء

قال أبو عمر الخيلاء التكبر و هي الخيلاء و المخيلة يقال منه رجل خال و مختال أ شديد الخيلاء وكل ذلك من البطر والكبر والله لا يحب المتكبرين ب ولا يحب كل مختال فخور وهذا الحديث يدل على أن من جر إزاره خيلاء و لا بطر أنه لا يلحقه الوعيد  ,أن جر الازار والقميص وسائر الثياب مذموم على كل حال
Artinya : Ibn Umar berkata Al-Khuyala’ adalah Kesombongan (Takkabur), yaitu Al-Khuyala’ dan Al-Makhilah. Dikatakan Rijal Khol wa Mukhtal , artinya orang yang sangat sombong. Semua itu mencakup orang yang sombong dan takabur (Al-Bathor wa Al-Kibr). Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang menyombongkan diri dan Allah SWT tidak menyukai semua orang yang menyombongkan diri dan bermegah-megahan. Hadis ini menunjukkan bahwa barang siapa melabuhkan sarungnya karena sombong dan apabila tidak karena sombong, maka ia tidak dikenai ancaman itu. Hanya saja melabuhkan sarung, gamis dan seluruh jenis pakaian adalah tercela dalam semua keadaan (Lihat kitab At-Tamhid li Abdil Al-Barr jilid 4\hal. 288-289 oleh Al-Hafidz Ibn Abdil Al-Barr).

قال حدثنا محمد بن أبي عمر عن سفيان بن عيينة أنه أخبرهم عن زيد بن أسلم قال سمعت عبد الله بن عمر يقول لابن ابنه عبد الله بن واقد أ يا بني ارفع ازارك فإني سمعت رسول الله -- ص--  يقول لا ينظر الله يوم القيامة إلى من جر ثوبه خيلاء   ----  ألا ترى أن ابن عمر لم يقل لابن ابنه هل تجره خيلاء بل أرسل ذلك ارسالا خوفا منه أن يكون ذلك خيلاء ولو صح انه ليس خيلاء  لدينه إن شاء الله
Artinya: Menceritakan kepada kami Muhammad Ibn Abi Umar dari Sufyan Ibn Uyainah, ia telah mengabarkan kepada mereka dari Za’id Ibn Aslam, ia berkata: ‘’Saya mendengar Abdullah Ibn Umar, ia berkata kepada cucunya Abdullah Ibn Waqod: ‘’Wahai Anakku naikkan sarungmu karena aku mendengar Rasul SAW telah bersabda: “Allah SWT pada hari kiamat kelak tidak akan melihat orang yang melabuhkan pakaiannya karena sombong” . Tidakkan kalian memperhatikan bahwa Ibn Umar tidak berkata kepada cucunya ‘’Apakah kamu melabuhkannya karena sombong’’, tetapi menaikkannya (sarungnya –pent) karena takut hal itu dilakukan karena sombong. Seandainya benar (larangannya untuk melabuhkan pakaian –pent) tidak karena sombong, tentu dia akan mengatakannya, Insya Allah (Lihat kitab At-Tamhid li Abdil Al-Barr jilid 4\hal. 244-249 oleh Al-Hafidz Ibn Abdil Al-Barr).




إذ دخل عليه عبد الله ابن واقد بن ابنه وهو ملتحق ج مرخ ثوبه فقال له ارفع ثوبك فرفع فقال ارفع فرفع فقال ارفع فرفع وقال ان في رجلي قروحا فقال و إن فإني سمعت رسول الله ص يقول لا ينظر الله عز و جل إلى من يجر ثوبه الخيلاء يوم القيامة  --- و هذا واضح في كراهية ابن عمر لجر الانسان ثوبه على كل حال لأن عبد الله بن واقد أخبره أن في رجليه قروحا و إن وقد روى هذا الحديث عن ابن عمر جماعة لم يختلفوا فيه منهم نافع و سالم و عبدالله بن دينار و عبد الله بن واقد وزيد بن أسلم ومحارب بن دثار و جبير بن أبي سليمان و غيرهم
Artinya : Ketika Abdullah Ibn Waqod mendatangi Abdullah Ibn Umar, sedang ia pakaiannya disambung. Lalu ia (Abdullah Ibn Umar –pent) berkata kepadanya: ‘’Angkat pakaianmu’’, lalu ia mengangkatnya. Lalu ia (Abdullah Ibn Umar –pent) berkata lagi kepadanya: ‘’Angkat pakaianmu’’, lalu ia mengangkatnya. Lalu ia (Abdullah Ibn Umar –pent) berkata lagi (untuk ketiga kalinya –pent) kepadanya: ‘’Angkat pakaianmu’’. Abdullah Ibn Waqod mengatakan: ‘’Pada kakiku terdapat luka’’. Kemudian Abdullah Ibn Umar menimpalinya: Sesungguhnya aku mendengar Rasul SAW telah bersabda “Allah SWT pada hari kiamat kelak tidak akan melihat orang yang melabuhkan pakaiannya karena sombong”. Hadis dengan jelas menunjukkan ketidak sukaan Ibn Umar atas orang yang melabuhkan pakaiannya dalam setiap keadaan, dimana Abdullah Ibn Waqod telah mengabarkan bahwa di kakinya terdapat luka. Dan sungguh hadis ini telah diriwayatkan dari Ibn Umar, lalu sekelompok Tabi’in seperti Nafi’, Salim, Abdullah Ibn dinar, Abdullah Ibn Waqod, Za’id Ibn Aslam, Muhari Ibn Datsar, Jabir Ibn Abi Sulaiman dan lainnya tidak menyelisinyanya (riwayat dari Ibn Umar ini –pent) (Lihat kitab At-Tamhid li Abdil Al-Barr jilid 4\hal. 244-249 oleh Al-Hafidz Ibn Abdil Al-Barr).

وقد جاء التصريح بما اقتضاه ذلك فأخرج أصحاب السنن إلا الترمذي واستغربه بن أبي شيبة من طريق عبد العزيز بن أبي داود عن سالم بن عبد الله بن عمر عن أبيه عن النبي  صلى الله عليه وسلم  قال الإسبال في الإزار والقميص والعمامة من جر منها شيئا خيلاء الحديث,  كحديث الباب وعبد العزيز فيه مقال
Artinya : dari Abi Dawud dari Salim Ibn Abdillah ibn Umar dari Ayahnya dari Nabi SAW, beliau bersabda : “Isbal pada Al-Izar dan Al-Qamis dan Al-Imamah, barang siapa melabuhkan sesuatu darinya dengan sombong (Al-hadis)” , sebagai Hadis Al-Bab (Hadis utama dalam bab ini –pent) dan Abdul Aziz yang ada pada sanadnya dibicarakan (Maqal).

وقد أخرج أبو داود من رواية يزيد بن أبي سمية عن بن عمر قال ما قال رسول الله صلى الله عليه وسلم  في الإزار فهو في القميص و قال الطبري إنما ورد الخبر بلفظ الإزار لأن أكثر الناس في عهده كانوا يلبسون الإزار و الأردية فلما لبس الناس القميص و الدراريع كان حكمها حكم الإزار في النهي ) فتح الباري\ج 10\ ص 262)
Artinya : Abu Dawud telah mengeluarkan riwayat dari Yazid Ibn Abi Samiyah dari Ibn Umar ia berkata bahwa apa yang disabdakan oleh Rasul SAW fi Al-Izar yaitu fi Al-Qamis dan darari’  (pakaian yang terbuat dari rami yang dipakai oleh para rahib yahudi – Lihat Qamus Al-Munjid dalam bab Dara-a hal. 209) (Lihat Ktab Fath Al-Bari jilid 10\hal. 262).

وسئل سالم بن عبد الله بن عمر عما جاء في إسبال الإزار أذلك في الإزار خاصة فقال بلى في القميص والإزار والرداء والعمامة وقال طاوس الرداء فوق القميص والقميص فوق الإزار  
Artinya : Salim Ibn Abdillah Ibn Umar ra. ditanya tentang masalah ‘Isbal Al-Izar’ : ‘Apakah hal ini hanya berlaku untuk sarung (izar ) saja ?’ ; Ia menjawab : benar, berlaku pada gamis, sarung, mantel dan serban. Thowus berkata : ‘Rida’ (mantel) diatas gamis dan gamis diatas sarung’.

و روي عن نافع أنه سئل عن قول رسول الله ص:  ما أسفل من الكعبين ففي النار من الثياب فقال وما ذنب الثياب بل هو من القدمين قال أبو عمر لا يجوز للرجل أن يجر ثوبه خيلاء وبطرا والله أعلم----  فإن قيل إن ابن مسعود كان يسبل إزاره لما ذكره ابن أبي شيبة عن وكيع عن منصور عن أبي وائل عن ابن مسعود أنه كان يسبل إزاره فقيل له فقال إني رجل حمش الساقين قيل ذلك لعله أذن له كما أذن لعرفجة أن يتخذ أنفا من ذهب فيتجمل به
Artinya: Diriwayatkan dari Nafi’ tentang sabda Nabi SAW: ‘’Apa yang berada di bawah mata kaki, maka tempatnya dineraka’’ dari pakaian. Maka ia menjawab: ‘’Merupakan dosa karena pakaian yang (dilabuhkan –pent) sampai kedua telapak kaki. Berkata Abu Umar: ‘’Tidak boleh bagi laki-laki untuk melabuhkan pakaiannya karena sombong dan takabbur – Wallalu A’lam (Lihat kitab At-Tamhid li Abdil Al-Barr jilid 4\hal. 244-249 oleh Al-Hafidz Ibn Abdil Al-Barr).

4- Al-Hafidz Az-Zarqoni :
قال أبو عمر مفهوم خيلاء أن الجار لغيرها لا يلحقه الوعيد إلا أن جر القميص أو غيره من الثياب مذموم على كل حال
Artinya : Berkata Abu Umar : ‘’Mafhum dari ‘Khuyala’ adalah melabuhkan selainnya (yaitu qamis dan selainnya –pent), tidak dikenai ancaman itu, kecuali jika melabuhkan gamis atau selainnya, dari pakaian adalah tercela dalam seluruh keadaan’’  (lihat Kitab Syarh Az-Zarqoni jilid 3\hal 343-344 dalam ‘’Bab Ma Ja’a fi Isbal Ar-Rajul Tsaubahu’’ oleh Imam Az-Zarqoni).

5- Imam Asy-Syaukani
قال الشوكاني في النيل إن قوله لأبي بكر إنك لست ممن يفعل ذلك خيلاء  لبعض بأن مناط التحريم الخيلاء وأن الإسبال قد يكون للخيلاء وقد يكون لغيره فلا بد من حمل قوله فانها من المخيلة في حديث جابر بن سليم على أنه خرج مخرج الغالب فيكون الوعيد المذكور في حديث ابن عمر متوجها إلى من فعل ذلك اختيالا    
Artinya : berkata Asy-Syaukani pada An-Nail ketika ia berkata kepada Abu Bakar Engkau bukanlah orang yang melakukannya karena sombong”. Sesungguhnya manath  (fakta) At-tahrim adalah sombong. Sedangkan isbal bisa karena sombong dan bisa karena selainnya (selain sombong). Maka harus membawanya pada sabdanya ‘dari kesombongan’ pada hadis Jabir Ibn Salim bahwa ia ‘Kharaj Mukharij Al-Ghalib’, sehingga ancaman yang disebutkan dalam hadis Ibn Umar ra. ditujukan bagi mereka yang melakukan hal itu dengan kesombongan (Ikhtiyalan).

وأما قوله  صلى الله عليه وسلم  المسبل ازاره فمعناه المرخى له الجار طرفه خيلاء كما جاء مفسرا فى الحديث الآخر لا ينظر الله الى من يجر ثوبه خيلاء , والخيلاء الكبر وهذا التقييد بالجر خيلاء يخصص عموم المسبل ازاره  , ويدل على أن المراد بالوعيد من جره خيلاء , وقد رخص النبى صلى الله عليه وسلم فى ذلك لابى بكر الصديق رضى الله عنه وقال لست منهم اذ كان جره لغير الخيلاء
Artinya : Adapun sabda Rasul SAW bahwa Al-Musbil Izaruhu (orang yang melabuhkan  sarungmya) maknanya adalah melorot ujung sarungmya karena sombong. Sebagai mufasir (penjelas) atas hadis yang lain Allah SWT tidak melihat kepada orang yang melabuhkan pakaiannya karena sombong. Al-Khuyala’ adalah Al-Kibr (kesombongan), dan ini menjadi taqyid (pembatas) yaitu melabuhkan (menjulurkan) dengan sombong yang mentakhsis keumuman (hadis yang berbunyi) melabuhkan sarungnya, dan ini menunjukkan dari ancaman itu adalah bagi mereka yang menjulurkannya (sarung, qamis, tsaub) karena sombong. Dan Nabi SAW telah memberi rukhsah atas hal itu opada Abu Bakar Ash-Shiddiq ra., ketika (Nabi SAW ) bersabda : “Kamu bukan bagian dari mereka, jika kamu melabuhkannya bukan karena sombong” .

Kesimpulan
Hadis dari Abu Hurairah ra., Dari Rasul SAW, beliau bersabda : ‘’ Sarung yang (dilabuhkan –pent) dibawah mata kaki, maka tempatnya dineraka ‘’ dan hadis-hadis yang lain membahas masalah isbal yang dicela adalah datang dalam bentuk mutlak yaitu bagi yang melabuhkan pakaiannya dibawah mata kaki. Kemudian datang hadis berikutnya dari Ibn Umar ra. : bahwa Rasul SAW bersabda: “ Allah SWT tidak melihat kepada orang yang melabuhkan pakaiannya karena sombong ”, yang mentaqyid (membatasi) hadis sebelumnya yang menyatakan mereka yang melabuhkan pakaiannya karena sombong. Sehingga sebagian besar ulama mengatakan kalau melabuhkan pakaian bukan karena sombong maka itu tidak termasuk dalam ancaman yang disebutkan dalam hadis sebelumnya. Kemudian Al-Hafidz Ibn Hajar Al-Asqolani menyatakan : “ Walhasil bagi kaum pria ada 2 keadaan yang disukai. Pertama membatasi sarungnya sampai pertengahan betis dan keadaan yang diperbolehkan adalah melabuhkannya sampai kedua mata kaki “ . Sekian bahasan tentang Isbal. Semoga bermanfaat. Wassalam Warahmatullahi Wabarakatuh.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

DAKWAH, FARDHU ‘AIN ATAU FARDHU KIFAYAH?

MENGUPAS KAIDAH “MÂ LÂ YATIMMU Al-WÂJIB ILLÂ BIHI FAHUWA WÂJIB”

CARA DUDUK TASYAHUD AKHIR MENURUT 4 MADZHAB