CARA DUDUK TASYAHUD AKHIR MENURUT 4 MADZHAB



CARA DUDUK TASYAHUD AKHIR MENURUT 4 MADZHAB

Pernah melihat orang yang shalat ketika tasyahud akhirnya seperti tasyahud awwal? Merasa janggal? Ternyata ini adalah perkara yang masuk kategori ikhtilaf di antara madzhab-madzhab fikih dalam Islam. Jadi, tetap toleran dan menghargai perbedaan. Berikut rinciannya. Selamat membaca. Semoga bermanfaat.

Menurut madzhab Hanafi,  duduk seperti duduk iftirasy (duduk di antara dua sujud), yaitu musholli (orang yang shalat) duduk di atas kaki kiri dan menegakkan kaki kanan. Jadi duduk tasyahud awwal dan akhir tata caranya sama, yaitu duduk iftirasy. Dalil yang digunakan  adalah hadist dari Abi Humaid as saa’idi, beliau menyatakan:
 أن النبي صلّى الله عليه وسلم جلس ـ يعني للتشهد ـ فافترش رجله اليسرى، وأقبل بصدر اليمنى على قبلته

Sesungguhnya Nabi saw duduk –yaitu duduk tasyahud- beliau menduduki kaki kiri dan menghadapkan  punggung kaki  kanan ke arah kiblat (HR. Imam Bukhari)
Waail bin Hajar menyatakan:

قدمت المدينة، لأنظرن إلى صلاة رسول ا لله صلّى الله عليه وسلم ، فلما جلس ـ يعني للتشهد ـ افترش رجله اليسرى، ووضع يده اليسرى على فخذه اليسرى، ونصب رجله اليمنى
Saya tiba di Madinah, sungguh saya melihat shalat Rasul saw. Ketika beliau duduk –yakni duduk tasyahud- dengan menduduki kaki kiri dan meletakkan tangan kirinya di atas paha kirinya dan menegakkan kaki kanannya (HR. Tirmidzi, derajatnya hasan shahih)

Menurut madzhab Maliki,  duduk tawarruk baik tasyahud awwal maupun tasyahud akhir. Duduk tawarruk adalah musholli mengeser kaki kirinya ke bawah kaki kanan, duduk di lantai dan menegakkan kaki kanan. Berdalil dengan riwayat dari Ibnu Mas’ud, beliau berkata:
أن النبي صلّى الله عليه وسلم كان يجلس في وسط الصلاة وآخرها متوركاً

Sesungguhnya Nabi saw, baik di tengah shalat dan di akhirya dengan duduk tawarruk (al-Mughni 1/533)

Menurut madzhab Syafi’I, pada tasyahud akhir duduk dengan duduk tawarruk. Caranya seperti di atas. Dalilnya adalah hadist dari Abi Humaid as Saa’idi:

إذا كانت الركعة التي تنقضي فيها صلاته، أخرَّ رجله اليسرى، وقعد على شقه متوركاً، ثم سلَّم

Jika Nabi berada pada raka’at akan diselesaikannya shalat (raka’at terakhir, pent) beliau mengubah posisi kaki kirinya dan duduk secara tawarruk (duduk dengan posisi kaki kiri masuk ke kaki kanan) di atas betis kiri, kemudian mengucapkan salam (HR. Khamsah kecuali an-Nasaai, dishahihkan Imam Tirmidzi)

Menurut mazdhab Hanabilah, terdapat rincian.  Jika shalat yang memiliki dua kali duduk tasyahud (zhuhur, ‘ashar, maghrib, dan ‘isya), maka duduk iftirasy  pada pada tasyahud awwal dan duduk tawarruk pada tasyahud akhir. Sedang sholat yang hanya satu kali tasyahud yaitu subuh maka tasyahud akhirnya dengan duduk iftirasy. Alasannya hadist Abu Humaid di atas adalah jika tasyahudnya dua kali, agar bisa dibedakan antara dua tasyahud. Maka ketika hanya satu duduk tasyahud maka cara duduknya dengan cara duduk iftirasy.

Maroji’: al-fiqh al-islamiy wa adillatuhu juz 1 hlm 708 – 709. Terbitan Darul Fikr tahun 2010

Banjarmasin, 11 Shafar 1439 H/ 30 Oktober 2017
Al faqiir ilaLlah Wahyudi Ibnu Yusuf

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DAKWAH, FARDHU ‘AIN ATAU FARDHU KIFAYAH?

MENGUPAS KAIDAH “MÂ LÂ YATIMMU Al-WÂJIB ILLÂ BIHI FAHUWA WÂJIB”