BERKURBAN UNTUK ALLAH
BERKURBAN
UNTUK ALLAH
Setelah Allah
selamatkan Nabi Ibrahim dari kezaliman penentang dakwahnya. Beliau hijrah ke wilayah
Syam. Dalam al Quran Allah sebutkan:
وَقَالَ
إِنِّي ذَاهِبٌ إِلَى رَبِّي سَيَهْدِينِ
Dan Ibrahim
berkata:"Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan
memberi petunjuk kepadaku (Ash-shoffat [37]: 99)
Karena merasa bahwa
beliau semakin tua dan beliau berharap ada keturunan yang akan melanjutkan
dakwahnya, beliau lalu banyak berdoa kepada Allah.
رَبِّ
هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِين
Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak)
yang termasuk orang-orang yang saleh. (Ash-shoffat [37]:
100)
Allah Maha
mengabulkan pinta hamba-Nya, apalagi orang yang dikasihi-Nya, Allah menjawab
doa Nabi Ibrahim.
فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيم
Namun, Allah ingin
menguji Nabi-Nya dan menjadi teladan bagi umat manusia tentang ketaatan dan
pengorbanan. Allah perintahkan Ibrahim untuk menyembelih putranya sendiri.
لَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَابُنَيَّ
إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى
Maka tatkala anak
itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata:
"Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu.
Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" (Ash-Shoffat [37]: 102)
Dijawab oleh
putranya dengan kesabaran dan keberasan jiwa
قَالَ يَاأَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي
إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِين
Ia menjawab:
"Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah
engkau akan mendapatiku termasuk
orang-orang yang sabar". (Ash-Shoffat [37]: 102)
Maha benar Allah
dengan segala firman-Nya, jauh hari sebelum ujian itu tiba Allah menyatakan
bahwa putra Nabi Ibrahim tersebut adalah pemuda yang penyabar (ghulam
haliim). Inilah suskes terbesar orang tua, mendidik putra-putrinya menjadi
anak-anak yang shalih dan shalihah. Teladan itu telah dicontohkan keluarga
Khalilullah Ibrahim.
Keduanya benar-benar
berserah diri dan tunduk pada Allah
فَلَمَّا أَسْلَما وَتَلَّهُ
لِلْجَبِينِ
Tatkala keduanya
telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya),
(nyatalah kesabaran keduanya ). (Ash-Shoffat [37]: 103)
Namun Allah tidak
pernah biarkan hamba-Nya mengalami ujian di luar kesanggupannya. Allah apresiasi ketaatan keduanya, kemudian diganti
dengan hewan sembelihan.
وَنادَيْناهُ أَنْ
يَا إِبْراهِيمُ (104) قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيا إِنَّا كَذلِكَ نَجْزِي
الْمُحْسِنِينَ (105) إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلاءُ الْمُبِينُ (106)وَفَدَيْناهُ
بِذِبْحٍ عَظِيمٍ (107)
Dan Kami panggillah
dia: "Hai Ibrahim, sesungguhnya engkau telah membenarkan mimpi itu. sesungguhnya
demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya
ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu
dengan seekor sembelihan yang besar (Ash-Shoffat [37]: 104-107)
Wahai kaum muslimin,
inilah cerita yang diabadikan dalam al Quran, karenanya ia tak pernah
membosankan untuk diceritakan. Cerita teladan agung dalam ketaatan dan
pengorbanan. Hari ini kita tidak diminta menyembelih anak sendiri, justru hal
itu diharamkan. Kita hanya diminta untuk menyisihkan sebagian harta untuk
berkurban dengan hewan-hewan seperti Unta, Sapi, dan kambing. Di dalamnya
terdapat kebaikan dan hikmah yang dalam. Kurban adalah sarana pendekatan diri kepada
Allah yang paling disukai-Nya, setiap tetesan darah hewan kurban adalah ampunan
dosa dan sarana diraihnya ridha Allah. Menyembelih hewan kurban hakikatnya juga
adalah menyembelih kecintaan berlebihan terhadap harta dunia serta menyembelih
kesombongan yang bersarang di dalam dada. Berkurban juga sarana latihan untuk senantiasa
ikhlas berkorban dalam ketaatan dalam menjalankan dan memperjuangkan tegaknya
hukum-hukum Allah di muka bumi. Nabi Saw bersabda:
مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ
أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ إِنَّهَا لَتَأْتِي يَوْمَ
الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأَنَّ الدَّمَ
لَيَقَعُ مِنْ اللَّهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنْ الْأَرْضِ فَطِيبُوا
بِهَا نَفْسًا
"Tidak ada
amalan yang dilakukan oleh anak Adam pada hari Nahr (Idul Adhha) yang lebih
dicintai oleh Allah selain dari pada mengucurkan darah (hewan kurban). Karena
sesungguhnya ia (hewan kurban) akan datang pada hari kiamat dengan tanduk,
bulu, dan kukunya. Dan sungguh, darah tersebut akan sampai kepada (ridha) Allah
sebelum tetesan darah tersebut jatuh ke bumi, maka bersihkanlah jiwa kalian
dengan berkurban." (HR. Tirmidzi, beliau nyatakan hadis ini Hasan Gharib)
Semoga Allah
mudahkan kita untuk berkurban dan senantiasa dimudahkan berkorban dalam
ketaatan. Aamiin
Banjarmasin, 12 Juli
2019
Wahyudi Ibnu Yusuf
Komentar
Posting Komentar