DUKA, GEMBIRA, DAN HARAPAN DI HARI KEMENANGAN


KHUTBAH IDUL FITRI 1440 H
DUKA, GEMBIRA, DAN HARAPAN DI HARI KEMENANGAN
Disusun oleh: Wahyudi Ibnu Yusuf

السلام عليكم و رحمة الله و بركاته
اَللهُ أَكْبَرْ   x9 , اَ للهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا , وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَ سُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً , لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ , صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ , لَا إِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَ اللهُ أَكْبَرُ , اللهُ أَكْبَرُ وَ لِلَّهِ الْحَمْدُ.
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ وَ نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلَاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ بَلَّغَ الرِّسَالَةَ وَأَدَّى الْأَمَانَةَ وَ نَصَحَ الْأُمَّةَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَ مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ, فَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كَتَابِهِ الْكَرِيْمِ وَهُوَ أَصْدَقُ الْقَـائِلِيْنَ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ  : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ
Jama’ah Idhul Fitri rahimakumullah
Syukur tiada terkira atas nikmat Ramadhan yang mulia. Ramadhan adalah hadiah Allah yang indah untuk hamba-hamba-Nya yang beriman. Di dalamnya ada keberkahan yang berlimpah, ada satu malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Allah fardhukan puasa, padahal ia adalah jalan dan tangga agar kita menjadi takwa. Sementara ganjaran takwa adalah ampunan Allah dan surga yang luas, seluas langit dan bumi.  Allah, ar-Rahman juga tidak biarkan kita sendirian berjibaku berperang melawan Iblis dan Syaitan sebagai musuh abadi. Allah kondisikan kita untuk semangat beribadah, gembong-gembong syaitan dibelenggu, pintu surga dibuka lebar dan pintu neraka ditutup rapat. Dengan demikian tidak berlebihan jika khatib katakan Ramadhan adalah hadiah dari Allah yang sungguh indah.

اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ
Jama’ah Idhul Fitri rahimakumullah
Bulan mulia itu kini telah berlalu, rasa sedih dan gembira berpadu. Sedih karena ditinggalkan Ramadhan, gembira karena hari ini bertemu hari kemenangan. Gembira karena Allah telah tolong kita menuntaskan perintahnya, shaum di siang hari dan qiyam di malam hari dan sejumlah ibadah lainnya. Teriring doa semoga semua amal ibadah kita diterima dan dilipatgandakan pahalanya di sisi Allah dan semoga Allah kembali  pertemukan kita dengan Ramadhan di tahun yang akan datang. Aamiin.

Di hari kemenangan ini khatib nasihatkan untuk diri khatib sendiri dan hadirin sekalian. Ramadhan boleh berlalu namun jangan sampai nilai-nilai kebaikan Ramadhan ikut berlalu. Shalat berjamaah di masjid, tilawah al-Quran, sedekah, menjaga pandangan, menahan amarah, berbuat baik pada sesama, saling memaafkan, menjaga lisan dan tangan dan sejumlah amal shalih lain harus terus kita pertahankan. Sungguh, ukuran keberhasilan diklat Ramadhan sejatinya diukur selepas bulan mulia ini. Ada sebuah renungan dari Ibnu Rajab al Hanbali dalam kitab beliau Lathaiful Ma’arif, beliau menyatakan:
من عمل طاعة من الطاعات و فرغ منها فعلامة قبولها أن يصلها بطاعة أخرى و علامة ردها أن يعقب تلك الطاعة بمعصية
Siapa saja yang melakukan ketaatan dan ia telah menunaikannya, maka tanda diterimanya ketaatan tersebut adalah ia melanjutkannya dengan ketaatan yang lain. Sedangkan tanda ditolaknya ketaatan, ia akhiri ketaatan dengan kemaksiatan (Lathaiful Ma’arif  hlm. 399)

اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ
Jama’ah Idhul Fitri rahimakumullah
Selain rasa syukur dan gembira, Ramadhan tahun ini adalah Ramadhan yang penuh duka cita. Jelang Ramadhan kita berduka atas meninggalkanya 700an lebih anggota KPPS dan ribuan lainnya menderita sakit. Hingga hari ini belum jelas apa sebab kematiannya. Maka tak berlebihan kiranya jika dikatakan ini adalah pesta demokrasi terhoror dan terburuk dari seluruh pemilu yang pernah digelar di negeri ini. Bisa jadi bahkan terhoror dan terburuk sepanjang sejarah peradaban manusia. Pemilu yang tragis ini pun kembali tercoreng dengan dugaan kecurangan yang massif, terstruktur dan sistematis. Maka semestinya kita perlu berpikir ulang, benarkah demokrasi adalah sistem terbaik untuk negeri ini?. Bukankah sejarah Islam pada masa Khulafa Rasyidin, memiliki sistem suksesi kepemimpinan yang praktis, murah, sederhana dan yang paling penting terpilih pemimpin yang adil dan penuh berkah. Tidakkah saatnya kita membuka diri untuk mengkaji dan mengadopsi sistem Islam di bidang siyasah ini?
اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ
Jama’ah Idhul Fitri rahimakumullah
Duka juga kita rasakan saat mendengar kabar dan menyaksikan perlakuan biadab Yahudi Israel yang membombardir saudar-saudara kita di Gaza. Hingga ada ungkapan mereka bersahur bersama keluarga di dunia dan berbuka di surga. Mereka menjerit meminta tolong pada kita. Kita hanya bisa menyaksikan tanpa bisa menolong mereka. Bahkan, sepenggal doa pun kita lupa panjatkan untuk mereka. Padahal wajib bagi kita menolong mereka. Allah berfirman:
وَإِنِ اسْتَنْصَرُوكُمْ فِي الدِّينِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ
Dan jika mereka meminta tolong pada kalian dalam urusan agama, wajib atas kalian memberi pertolongan (QS. al-Anfal: 72)

Duka selanjutnya adalah gugurnya belasan saudara-saudara kita yang menuntut keadilan, menyampaikan aspirasi yang dijamin konstitusi. Namun dijawab dengan perlakuan brutal oknum aparat. Padahal baju, senjata, dan gaji mereka dari uang rakyat. Sungguh apa yang mereka lakukan benar-benar berada di luar batas kemanusiaan. Binatang pun tak pantas diperlakukan demikian, apalagi saudara seiman. Berlinang air mata ini menyaksikan derita yang mereka dan keluarganya rasakan. Bukankah Nabi kita pernah bersabda bahwa nyawa seorang muslim lebih berharga dari padanya hancurnya seisi dunia.
لَزَوَالُ الدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللَّهِ مِنْ قَتْلِ رَجُلٍ مُسْلِمٍ
Sungguh, hancurnya dunia lebih ringan bagi Allah dari terbunuhnya seorang muslim (HR. Tirmidzi)

اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ
Jama’ah Idhul Fitri rahimakumullah
Duka lainya adalah saat kita mendengar meninggalnya seorang ulama rabbani, mujahid dakwah yang pemberani, KH. Arifin Ilham al Banjari. Seorang ulama yang dengan penuh rasa cinta dan kelembutan bahasa senantiasa menasihati penguasa. Di saat banyak pihak nyiyir dengan ajaran Islam, beliau justru  berkata “puncak perjuangan kita adalah tegaknya Syariat Allah di negeri yang kita cintai dan tegaknya Khilafah Islamiyah”. Sebuah kalimat singkat yang andai tak didasari keikhlasan niscaya akan berat untuk diucapkan. Kita berduka karena ketika meninggalnya ulama maka berarti ilmu Allah diangkat.  Dan tragisnya lagi, saat tidak ada lagi seorang pun orang ‘aalim maka manusia akan menjadikan pemimpin yang bodoh untuk membimbing mereka. Mereka akan berfatwa tanpa ilmu dan menyesatkan manusia. Nabi Saw bersabda:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنْ الْعِبَادِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا

"Sesungguhnya Allah tidaklah mencabut ilmu sekaligus mencabutnya dari hamba, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan cara mewafatkan para ulama hingga bila sudah tidak tersisa ulama maka manusia akan mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh, ketika mereka ditanya mereka berfatwa tanpa ilmu, mereka sesat dan menyesatkan" (HR. Bukhari dan Muslim)
 
اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ
Jama’ah Idhul Fitri rahimakumullah
Meski duka demi duka seolah menjadi pakaian yang lekat di tubuh umat ini, kita masih punya harapan dan optimisme, selama bersandar pada Allah yang Maha Besar. Allahu Akbar. Bahwa setelah masa kesulitan ini ada masa kemudahan, setelah gelap terbitlah cahaya. Semakin pekatnya malam menunjukkan bahwa fajar akan segera terbit. Jika kebenaran datang maka kebatilan akan lenyap, karena gelap tak pernah bersatu dengan cahaya. Ketika Allah bersama kita maka kelompok yang lemah pun akan mampu mengalahkan kelompok yang kuat, sebagaimana Thalut mengalahkan Jalut. Jika kita berwakil kepada Allah maka musuh-musuh-Nya pasti lemah, sebagaimana Fir’aun yang sombong yang tenggelam di laut merah dan Namrud yang angkuh tewas melalui seekor nyamuk.
اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ
Jama’ah Idhul Fitri rahimakumullah
Saat ini kita berada di fase keempat dari lima fase umat Islam, yaitu fase mulkan jabriatan (penguasa diktator) yang memimpin dengan tangan besi. Ibarat bayi yang hendak lahir, banyaknya kontraksi menunjukkan bahwa  fase kelima dari umat ini tak lama lagi akan segera lahir. Itulah fase khilafah yang mengikuti metode kenabian. Itulah tanda akhir zaman dimana salah satu khalifahnya adalah al Mahdi yang akan menebarkan keadilan dan kemakmuran di penjuru dunia, hingga Islam kembali berjaya dan memimpin dunia. Sebagaimana Sabda Nabi:
ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ثُمَّ سَكَتَ
Kemudian akan ada khilafah yang mengikuti metode kenabian, kemudian Nabi diam (HR. Ahmad dari Nu’man bin Basyir, hadis dinyatakan hasan oleh Syaikh Albani)

Tugas kita adalah meyakini, berdoa, berjuang dan bersabar hingga terwujudnya kabar gembira dari Rasulullah tersebut, sebagaimana hari ini kita bergembira karena bertemu dengan hari kemenangan. Semoga kita termasuk orang yang menyaksikan hari-hari yang penuh berkah tersebut. Aamiin. 

Akhirnya, marilah kita bermunajat kepada Allah, mengadukan segala kelemahan kita, bermohon ampunan-Nya, dan agar Allah berikan ‘izzah pada umat ini. aamiin, aamiin ya Allah yaa rabbal ‘alamiin.

أَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ
 
اللّهُمّ ادْفَعْ عَنَّا البَلاءَ وَالوَبَاءَ وَالفَخْشَاءَ وَالمُنْكَرَ وَالْمِحَنَ وَالْفِتَنَ مَاظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَاهذَا خَاصّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً   اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَئٍ قَدِيْرٌ

أَللّهُمَّ اَعِزِّ اْلاِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَصْلِحْ وُلاةَ المُسْلِمِيْنَ وَألِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَأصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ وَوَفِّقْهُمْ لِلْعَمَلِ بِمَا فِيْهِ صَلاَ حُ الإسْلامِ وَالمُسْلِمِيْنَ

أَلَّلهٌمَّ أَهلِكِ الكَفَرَةَ وَالمُشرِكِيَن وَأَنذِر أَعدَائَكَ وَأَعدَا ئَنَا وَأَعدَاءَ الدِّين وَ شَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَمَزِّقْ جَمْعَهُمْ وَزَلْزِلْ اَقدَامَهُمْ وَ اَلْقِ فِى قُلُوْبِهِمُ الرٌّعْبَ اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَئٍ قَدِيْرٌ 

اللَّهُمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّ يْنَ وَ اخْذُلْ مَنْ خَذَلَ المُؤْمِنِيْنَ  اللَهُمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّ يْنَ وَ اخْذُلْ مَنْ قَاتَلَ المُسْلِمِيْنَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

و صلى الله على نبينا محمد و الحمد لله رب العالمين

بارك الله لي ولكم فى القران العظيم ونفعنى و اياكم بما فيه من الايات و الذكر الحكيم وتقبل منى ومنكم تلاوته انه هو السميع العليم

اقول قولى هذا واستغفر الله لى ولكم ولسا ئر المسلمين و المسلمات والمؤمنين والمؤمنات فاستغفروه انه هو الغفور الرحيم

والسلام عليكم و رحمة الله و بركاته

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DAKWAH, FARDHU ‘AIN ATAU FARDHU KIFAYAH?

MENGUPAS KAIDAH “MÂ LÂ YATIMMU Al-WÂJIB ILLÂ BIHI FAHUWA WÂJIB”

CARA DUDUK TASYAHUD AKHIR MENURUT 4 MADZHAB