ATAP RUMAH MENJOROK KE JALAN

*APA HUKUM MEMASANG KANOPI/ATAP YANG MENJOROK KE JALAN UMUM?*

Menurut ulama madzhab Syafii hukumnya boleh jika tidak menimbulkan bahaya,  seperti membahayakan orang yang lewat.  Jika membahayakan maka hukumnya haram.

Pengarang kitab Matan Ghayah wa Taqriib,  al Imam al Qadhi Abu Suja' rahimahullahu Ta'ala menyatakan:
ويجوز للإنسان أن يشرع روشنا في طريق نافذ بحيث لا يتضرر المار به
Seseorang boleh memanjangkan atap rumahnya sampai ke jalan umum selama tidak membahayakan orang yang melewatinya.

Menjelaskan matan kitab ini syaikh Musthafa Diib al Bugha (Ulama Madzhab Syafii kontemporer)  dalam kitab At Tadzhib matn Ghayah wa Taqrib menyatakan: Seseorang boleh memanjangkan atap rumahnya, yaitu memanjangkan sebagian atapnya yang berada di atas dinding ke jalanan.  Dalil kebolehannya adalah hadits Nabi Saw.  Rasulullah memancangkan pancuran rumah paman beliau (Abbas bin Abdul Muthalib)  dengan tangan beliau.  Padahal, pancuran itu sampai ke masjid Rasulullah. (HR.  ahmad,  Baihaqi dan al Hakim)

Namun jika membahayakan orang yang lewat maka hukumnya haram. Berdasarkan sabda Rasulullah:
لا ضرر و لاضرار
Tidak boleh membahayakan diri sendiri maupun orang lain (HR.  Ibnu Majah)

Pengarang kitab Kifayatul Akhyar, al Imam Taqiyuddin al Husaini Asy Syafi'i merinci jenis jalan. 1). Jalan umum,  yaitu jalan yang siapun boleh melewatinya dan tdk tdk ada seorang pun yang memilikinya (jalan raya). 2) Jalan yg dimiliki bersama.

Untuk jalan jenis pertama maka seseorang boleh memanjangkan atap/kanopi rumahnya selama tidak membahayakan orang yang lewat.  Sedang jenis kedua mengharuskan seseorang meminta izin pada pemilik jalan jika atap rumahnya memanjang ke jalan (Kifayatul Akhyar juz 1 hlm 338-339)

Semoga bermanfaat
Wahyudi Ibnu Yusuf
MDM,  6 jumadal Ula 1440 H

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DAKWAH, FARDHU ‘AIN ATAU FARDHU KIFAYAH?

MENGUPAS KAIDAH “MÂ LÂ YATIMMU Al-WÂJIB ILLÂ BIHI FAHUWA WÂJIB”

CARA DUDUK TASYAHUD AKHIR MENURUT 4 MADZHAB