KEKUASAAN ADALAH KEHINAAN, PENYESALAN DAN SIKSAAN DI HARI KIAMAT
KEKUASAAN
ADALAH KEHINAAN, PENYESALAN DAN SIKSAAN DI HARI KIAMAT
Saat seorang sahabat
mulia yang bernama Abu Dzar al-Ghifari meminta suatu jabatan kepada Rasulullah
Saw, beliau menjawab:
إِنَّهَا أَمَانَةٌ وَخِزْيٌ
وَنَدَامَةٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلَّا مَنْ أَخَذَهَا بِحَقِّهَا وَأَدَّى
الَّذِي عَلَيْهِ فِيهَا
"Sungguh, jabatan (kekuasaan) adalah
amanah, kehinaan dan penyesalan pada hari kiamat kecuali bagi orang yang
mengambil sesuai dengan haknya, lalu menunaikan apa yang ada padanya." (HR. Ahmad no. 20. 536)
Dalam riwayat imam Muslim,
Nabi Saw menepuk bahu Abu Dzar, lalu bersabda:
يَا أَبَا ذَرٍّ إِنَّكَ
ضَعِيفٌ وَإِنَّهَا أَمَانَةُ وَإِنَّهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ خِزْيٌ وَنَدَامَةٌ
إِلَّا مَنْ أَخَذَهَا بِحَقِّهَا وَأَدَّى الَّذِي عَلَيْهِ فِيهَا
Wahai Abu Dzar
sesungguhnya engkau orang yang lemah. Sungguh, jabatan (kekuasaan) adalah amanah. Pada hari kiamat menjadi kehinaan dan penyesalan kecuali
bagi orang yang mengambil sesuai dengan haknya, lalu menunaikan apa yang ada
padanya." (HR. Muslim)
Imam Nawawi
menjelaskan hadis di atas dengan menyatakan:
وَأَمَّا الْخِزْي وَالنَّدَامَة فَهُوَ حَقّ مَنْ
لَمْ يَكُنْ أَهْلًا لَهَا ، أَوْ كَانَ أَهْلًا وَلَمْ يَعْدِل فِيهَا فَيُخْزِيه
اللَّه تَعَالَى يَوْم الْقِيَامَة وَيَفْضَحهُ ، وَيَنْدَم عَلَى مَا فَرَّطَ ،
وَأَمَّا مَنْ كَانَ أَهْلًا لِلْوِلَايَةِ ، وَعَدَلَ فِيهَا ، فَلَهُ فَضْل
عَظِيم
Adapun kehinaan dan
penyesalan akan diperoleh siapa saja yang tidak mampu memimpin atau mampu
memimpin namun tidak berbuat adil. Maka Allah Ta’ala akan hinakan dia pada hari
kiamat dan akan menyingkap keburukannya. Dia juga akan menyesal atas sikapnya
yang melampaui batas. Adapun orang yang mampu memimpin dan berbuat adil maka
baginya keutamaan yang besar (al Minhaj Syarh Shahih Muslim li Nawawi, 6/296)
Dalam riwayat al
Bazzar dan Thabrani dengan sanad yang shahih, dari ‘Auf bin Malik Nabi Saw
bersabda:
أَوَّلهَا مَلَامَة ؛ وَثَانِيهَا نَدَامَة ،
وَثَالِثهَا عَذَاب يَوْمَ الْقِيَامَة ، إِلَّا مَنْ عَدَلَ
(Kekuasaan) pertama adalah
cacian, kedua penyesalan dan ketiga azab pada hari kiamat kecuali pemimpin yang
adil (al Mu’jam al Kabiir li Thabrani, hadis no. 14558)
Bayangkan, di hari
kiamat seorang pemimpin yang curang akan dibongkar semua kecurangannya. Bisa
saja dia menyembunyikan kecurangan di dunia, namun ia tak mungkin menyembunyikannya
kelak di hadapan Allah. Di dunia bisa jadi dia mengelak atas dakwaan
orang-orang yang pernah dizaliminya. Namun yakinlah, dia tidak akan bisa
mengelak dari pengadilan Allah ‘azza wa jalla.
Maka renungkanlah
peringatan keras dari Rasulullah Saw di atas wahai siapapun yang berambisi
dengan kekuasaan hingga menghalalkan segala cara untuk memperoleh dan
mempertahankannya. Sungguh, setiap amamah akan diminta pertanggungjawaban di
hadapan Allah dan akan menjadi kehinaan, penyesalan dan azab di hari kiamat.
Renungkanlah firman Allah berikut:
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا
الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ
تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ إِنَّ اللَّهَ
كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا
Sesungguhnya
Allah memerintahkan kalian menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya,
dan (menyuruh kalian) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kalian menetapkan
dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepada
kalian. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. an-Nisa [4]:
58)
Al Faqiir ila
RahmatiLlah, Wahyudi Ibnu Yusuf
Banjarmasin, 18
April 2019/ 12 Sya’ban 1440 H
Komentar
Posting Komentar