AURAT WANITA DI KEHIDUPAN KHUSUS



AURAT WANITA DI KEHIDUPAN KHUSUS

Aurat wanita terhadap wanita lain di kehidupan khusus spt rumah adalah antara pusat (pusar) hingga lutut. Pendapat ini merupakan pendapat empat imam madzhab (Abu Hanifah, Malik bin Anas, asy Syafi’I, dan Ahmad bin Hanbal)[1]


Aurat dengan Mahromnya (lelaki yang tidak boleh menikah dengannya) di kehidupan khusus, terdapat perbedaan pendapat dengan rincian sebagai berikut:
-         Imam Abu Hanifah: Pakaian yang tidak menimbulkan fitnah[2]
-         Ulama Malikiyah: seluruh tubuh kecuali wajah, kepala, leher, kedua tangan, dan kaki[3]
-         Ulama Syafi’iyah: seperti aurat perempuan terhadap perempuan[4]
-         Ulama Hanabilah: seluruh tubuh kecuali wajah, leher, kepala, kedua tangan, telapak kaki, betis[5]
-         Syaikh Taqiyuddin an Nabhani: aurat wanita adalah seluruh tubuh kecuali wajah, telapak tangan, dan tempat biasa wanita memakai perhiasan seperti leher, kepala (rambut), pergelangan tangan (gelang tangan), betis (gelang kaki). Beliau tidak membatasi bagian tertentu dari tubuh wanita karena kemutlakan dalil (an-Nur: 31). Intinya yang boleh dilihat oleh mahromnya adalah wajah, tangan, dan tempat biasa dipakaikan perhiasan.[6]

Sumber: Mabaahits fil libaasi asy syar’I lil mar’ah al muslimah karya Ustman Zaahid Isma’il as Saidaani dan kitab an nizham ijtima’I karya Syaikh Taqiyuddin an Nabhani


[1] Lihat Mukhtashar Khalil 1/20, al Fiqhu ‘ala madzahabil arba’ah 1/111, Tafsir ar razi 11/302
[2] Tafsir Ibnu Aadil 12/86, Tafsir ar raazi 11/303
[3] al Fiqhu ‘ala madzahabil arba’ah 1/111
[4] al Fiqhu ‘ala madzahabil arba’ah 1/111
[5] al Fiqhu ‘ala madzahabil arba’ah 1/111
[6] An nizham al ijtima’I hlm. 39

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGUPAS KAIDAH “MÂ LÂ YATIMMU Al-WÂJIB ILLÂ BIHI FAHUWA WÂJIB”

ATAP RUMAH MENJOROK KE JALAN

CARA DUDUK TASYAHUD AKHIR MENURUT 4 MADZHAB